12 Rainy Seasons

Hari ini 12 tahun pernikahan saya dan Papap. Ditambah 10 tahun jumlah waktu saya dan si Papap pacaran. Diantara tahun-tahun yang dia tidak ingat atau sedang berada di tempat lain yang passportnya berbeda, tahun ini si Papap ternyata ingat hari anniversary kami.

Menjelang jam 12 malam pergantian hari ke tanggal 14, Papap yang biasanya sudah tidur dengan damai sejak jam 10 malam di luar kebiasaan masih melek. Menyambut tanggal 14, katanya.
Saya malah curiga.

Begitu jam 12 malam datang si Papap cengar-cengir.
“Mam, malam ini kita nonton yuk?”
“He? Jam segini?”
“Iya. Nonton film di rumah. Aku udah siapin filmnya.”
*okay. For the record, jenis film favorit kami berdua gak ada sama-samanya*
“Film apa?”
“Bagus deh pokoknya. Dapat bintang 4! Berkualitas!”
Saya makin curiga.
“Kapan lagi kita bisa nonton berdua, Mam?” Cengirannya makin lebar.
Akhirnya saya setuju keluar kamar untuk nonton.
Si Papap menyiapkan film dan tvnya. Tidak lupa cemilan cereal (karena cuma itu yang ada di meja makan).
Film belum mulai. Saya tanya ke si Papap.
“Film apa sih?”
“Drama.”
“Judulnya apa”
“Emmm…”
“Pap? Judulnya apa?”
“The Conjuring.”
“APA?!”
Papap cengengesan
“Itu kan film horor!”
“Kan kalau takut kamu bisa peluk aku aja atau ngumpet di punggungkuuuuu, Mam.”
“Ogaaah!” Saya paling takut nonton film horor.

Dasar si Papap. Dia pengin nonton film horor tapi gak mau sendirian. Pakai alasan dalam rangka anniversary segala! Saya tinggalin si Papap di luar kamar sendirian. Dan ternyata begitu saya tinggal tidur dia gak jadi nonton film horornya. Dia ganti jadi film ber-rating 2.5. Olympus Has Fallen.

Happy anniversary, Papapku.

Leave a Reply