Tahun 2020 dan berapa banyak resolusi tahun baru yang tidak pernah terjadi.
Saya sudah tidak pernah lagi membuat resolusi demi kesehatan jiwa, tapi, saya membuat semacam retrospeksi terhadap tahun yang sudah dilalui. Rasanya berbeda dengan melihat resolusi yang tidak kejadian. Rasanya lebih seperti pencapaian karena berhasil keluar dari tahun itu hidup-hidup.
Dua tahun ke belakang, year 2018 is about losing things. 2018 terasa seperti sebuah pelajaran untuk merelakan hal-hal belum menjadi amanat saya untuk saya pegang, sedalam apa pun rasa peduli saya. 2018 terasa sangat menyakitkan dan menyedihkan. Tapi, di 2018 juga saya tahu bahwa saya tidak perlu menjadi adiktif dengan rasa sakit itu dan saya bisa keluar dari situ.
When you know you have done anything perfectly and you are still considered not good enough, the only way is to show them that it’s their loss not to have you. You cannot show it any other way.
2019 adalah tahun saya untuk menunjukkan ‘Yes, it’s your loss not to have me. I would be a rock star here and you wouldn’t be part of it’. I did it, you know. I made it.
Dengan semua rasa sakit dan patah hati ditambah memar memar babak belur dari pelajaran baru, saya memasuki 2019.
2019 is Elton John’s I’m Still Standing.
You could never know what it’s like
Your blood like winter freezes just like ice
And there’s a cold lonely light that shines from you
You’ll wind up like the wreck you hide behind that mask you use.
It was one hell of a ride in 2019. But it was a rather silent ride. I chose it that way.
2019 adalah perjuangan yang saya pilih dengan cara sunyi, tanpa perayaan, tanpa tepukan.