Bukan Masakan Mami

Siang hari terakhir di tahun 2013 dan saya menghabiskannya di starbak kantor Papap menunggunya selesai nyangkul. This free wifi is too good to pass without doing anything with my thumbs. Dan saya baru menyadari betapa saya sebagai blogger sudah banyak berubah. Dulu, saya tidak sabar untuk mengumbar resolusi (kata yang diprotes om GM) di hari terakhir tahun itu di blog. Sekarang, setiap ingin ngeblog bertema resolusi, saya malah berpikir resolusi mana lagi yang belum saya pikirkan -dan khianati- untuk tahun ini 🙂

Tapi tahun ini istimewa. Akhir tahun ini resolusi saya berbeda. Saya ingin jadi anak yang lebih sabar bagi ibu saya. Si Mami.

Kewren kan?

Setengah bulan yang lalu si Mami ulang tahun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, bulan ulang tahun si Mami bersamaan dengan Hari Ibu. Fesbuk saya pun riuh berisi kata-kata mutiara tentang Ibu. Salah satu kata mutiara yang saya ingat adalah cerita seorang anak akan ibunya yang serba bisa dan jago masak. Tidak ada masakan di dunia ini yang selezat masakan ibunya. Tidak lama, dimulai lah thread panjang tentang masakan istimewa ibu masing-masing. Saya tidak jadi berkomentar. Si Mami, well, not exactly the best cook in the world. Saya tidak bisa mengingat masakan buatannya yang paling istimewa.

Saat itu saya baru menyadari. Bertahun-tahun percakapan tentang ‘what your mother does best’ selalu berurusan dengan masakan.
Apa yang paling dikangeni dari ibumu?
Uuuuuh rendangnyaaaaa uenak beuuud!
Apa yang bikin kamu kangen ibumu?
Sambelnya, bok! Enak gilak!
Soto ayamnyaaaa! Yang lain lewat deeeh!
Semur dagingnya, lah. Tiap lebaran itu yang gue cari!
Kue lebarannya, cyin! Gue suka bikin berdua nyokap gue!

Kalo elo, De’?
Nggg…. Nasi putih…nya?

Kalau saya sampai terlontar kalimat bahwa si Mami bukan jagowan dapur, saya pasti mendapat pandangan penuh kasihan. Seakan-akan saya ini tumbuh besar tanpa kasih sayang ada memori menyenangkan di masa kecilnya.

Di hari terakhir tahun 2013 ini, di bulan kelahiran si Mami, di bulan Hari Ibu, saya ingin bilang ini…

Mam, I am perfectly fine and emotionally okay without you being the best cook in the whole world. I know the reason you didn’t cook was because you were busy making a decent living for me and my brothers.

Besides, I don’t miss the whole mother-cooks-best things and I don’t regret you not teach me how to cook. You didn’t teach me how to cook because you were busy teaching me how to deal with life.

I am thankful for you have made me the strongest woman I would ever want to be. I am thankful that you have taught me how life would give me scars but they would make me stronger.

That’s what I will tell your grand daughter: how a woman should live this world. Your version.

Biar lah ibu orang lain menyediakan makanan terenak sedunia. Saya masih bisa pesan dari resto sebelah. Ups.

*Mulai tahun ini, saya gak akan menjauhkan gagang telpon lagi saat si Mami sedang ngomel di ujung sambungan sana.* #pukpuk #pundak #sendiri

Leave a Reply