Jam 7 Pagi

Di dua puluh empat jam hidupku dalam sehari, matahari terbit di jam 7 pagi.

JAM 7 PAGI
Getaran ponsel membangunkan aku diikuti dengan bunyi ting ting ting yang terdengar bertubi-tubi menandakan pesan demi pesan berebutan masuk. Jam 7. Ah sialan. Tadi aku lupa mematikan suara notifikasi.
Aku tidak langsung membuka pesan yang masuk ke ponselku. Mataku masih menolak untuk membuka lebar, kepalaku masih lekat dengan bantal leher, dan nyawaku masih gentayangan di dunia mimpi. Ting ting ting! Penumpang perempuan di sebelah kananku mengubah posisi rebahannya tanpa basa-basi, memunggungiku. Punggung bangku bus yang dia duduki, eh, tiduri, direbahkan lebih dalam. Maaf ya. Aku berharap kekuatan alam semesta meneruskan permintaan maafku lewat telepati. Aku tidak perlu melihat siapa yang mengirim pesan. Aku sudah tahu.

Cerpen terbaru di antologi cerpen Empat Puluh Kilometer Pulang di Storial. Lengkapnya, lanjut ke cerita Jam 7 Pagi.

#fiction #writing #storytelling

Wedding Ring – My Morning with You

“Is that…a wedding ring?”

Pertanyaannya, walau pelan, datang tiba-tiba. Dilontarkan di situasi yang tidak tepat. Di keheningan penumpang yang memenuhi bus pagi itu. Sebelumnya perhatianku sedang terpaku pada pemandangan pohon-pohon di luar jendela bus yang mulai berganti warna dari hijau ke coklat. Aku terkesiap, menoleh cepat dan mendapati dirinya menatapku lekat-lekat dari balik lensa kacamatanya. Bola matanya yang biru seperti langit musim dingin di luar sana menatapku lekat-lekat. Ah, sialan! Perempuan berambut merah sebahu yang duduk di bangku di depan kami memiringkan kepalanya sedikit. Aku tak bisa melihat wajahnya tapi aku yakin apapun jawabanku, perempuan di depanku akan tahu juga. Apa pertanyaannya tadi?

Lanjutannya ada di Storial ya 😀 .

#fiction #writing #storytelling