Alhamdulillah, sudah selesai tugas saya untuk muncul di tempat vaksin untuk ambil vaksin kedua. Saya dan Hikari sudah menyelesaikan tahapan vaksin untuk Covid-19.
Kok tugas sih?
Iya, saya menganggap mencari-menerima vaksin Covid-19 ini sebagai tugas dan kewajiban saya untuk melindungi orang-orang di sekitar saya dari efek pandemi yang mematikan, terutama untuk keluarga saya yang belum bisa divaksin (melirik Aiko).
Bukannya vaksin itu tidak membuat tubuh kebal dari si virus? Betul. Vaksin, tapi, membuat tubuh lebih kuat bila terpapar. Membantu tubuh pulih cepat dan membantu nakes dalam pekerjaannya.
Bukannya vaksin itu ada efek sampingnya? Ada yang demam, sakit kepala, ngilu, dst dst dst. Betul lagi. Kena Covid-19 pun ada efek sampingnya. Apa harus dibikin perbandingan efek keduanya?
Bukannya vaksin itu hak asasi orang untuk menerima atau tidak? Betul! Di sisi lain, di kejadian luar biasa seperti pandemi ini, dengan menerima vaksin kita sudah amanah menjaga tanggung jawab terhadap orang lain. Ada hak asasi orang lain untuk mendapatkan lingkungan yang aman melalui herd immunity. Terutama hak asasi anak-anak yang belum bisa divaksin. Anak kita.
Tapi, tapi, tapi, kenapa angka kasus aktif dan meninggal meningkat? Kan sudah banyak yang divaksin?
Sigh.
Pertama, vaksin itu memberi senjata tambahan untuk tubuh. Bukan bikin tubuh sakti nggak kebal virus. Sudah divaksin cacar pun masih bisa tertular tapi tidak parah. Tidak sampai membuat luka cacar di seluruh tubuh. Tidak sampai membuat demam yang berbahaya.
Kedua, angka penduduk yang divaksin belum sebanyak itu untuk bisa bikin herd immunity. Masih banyak yang belum divaksin.
Ketiga, prokesnya harus tetap jalan. Pakai masker, dobel. Di rumah aja. Kasih jarak. Cuci tangan. Ah, kalian sudah hapal lah.
Keempat, ya mbok jangan nantangin alam gitu loh. Jumawa karena belum terkena. Takabur karena merasa muda, sehat, kuat.
Kelima, jangan lengah. Capek dengan segala urusan pandemi ini, tentu. I’ve been there and still there. Lengah, jangan.
Terus kemarin vaksin jenis apa? Ada masalah?
Kami dapat Sinopham dan Alhamdulillah baik-baik saja.
Hikari yang baru 18 tahun itu tidak merasakan efek apa pun kecuali jadi makan melulu 😀 .
Saya sempat ngilu dan kesemutan di sisi tubuh kiri karena disuntik di lengan kiri. Ngilu ini dari ujung kaki kiri sampai ujung tangan kiri. Nggak minum obat. Dua hari setengah hilang. Ngantuknya yang luar biasa. Dua hari bawaannya pengin tidur. Bagus juga karena sebelumnya saya berbulan-bulan ke insomnia hehe… Untung nggak lari ke pengin makan seperti Hikari.
Yuk, vaksin, yuk. Kalau ragu karena punya masalah kesehatan, coba konsultasi dengan dokter dulu. Lewat aplikasi online kan mudah. Saya punya migren akut dan reguler minum obat tapi tidak ada efek ke sini. Mudah-mudahan demikian dengan kalian ya.