Menjadi Yogi #2

Disclaimer: Baca Menjadi Yogi #1 😛

KENALAN DENGAN YOGA

Saya menyesal tidak mendokumentasikan (iya, foto) pose-pose yoga pertama saya (((mendokumentasikan))). Walaupun pasti hasil fotonya memalukan, sesi yoga pertama saya itu bersejarah. Dengan hasil semua pose salah, badan remuk, otot terbakar, dan rasa malu karena gagal pose melulu, saya masih kepingin ikut (ya, oke, saya sudah bayar membership juga sih). Padahal rekor saya di sesi pertama terdiri dari cuplikan-cuplikan kegagalan seperti ini:

  • Sentuh jari kaki! Boro-boro tangan bisa nyentuh jari kaki, hidung ke dengkul aja jauuuuuh bener!
  • Membungkuk lurus. Bungkuk, bisa. Lurus, enggak. Saya pikir lurus punggungnya ternyata begitu dilihat di cermin, punggung saya menonjol segitiga.
  • Tangan ke atas, lengan di belakang kuping. Be-la-kang kuping! Kuping! Itu di pipiiiiii!
  • Tidur telentang. Kaki lurus ke atas. Lurus itu subyektif, Mz 😥
  • Duduk tengkurap. Pantat menyentuh lantai. Pantat saya malah nungging.

Jelas ya gambarannya? 😀

Sewaktu awal saya ke sanggar yoga, saya agak kaget karena ternyata jenis yoga itu banyak. Okeh, gak usah ketawa gitu juga sik. Dari sekian banyak jenis kelas yoga di sanggar, saya direkomendasikan Iyengar Yoga. Selain karena Iyengar cocok untuk penderita masalah tulang belakang, jenis ini juga cocok untuk pemula karena menggunakan alat bantu. Alat bantunya buat apa, sodara-sodaraaaa? Misalnya nih, disuruh bungkuk sampai tangan menyentuh lantai. Nah, kan saya enggak bisa tuh, jadi saya pakailah kawan baik saya si yoga blocks itu sebagai perpanjangtanganan tangan saya. Bingung kan? Terus, selimut-selimut yang macam handuk tuh buat apa, Mz? Buat didudukin. Ye, serius! Supaya pinggul kita sejajar dengan dengkul, atau ya gitu deh. Kegunaan lain selimut aka handuk itu untuk menjadi bantalan tali supaya pas perut bawah kita bergelantungan di tali, gak terlalu sakit. Hah?! Pose apaan itu tadi, Mz? 😀 Ada lagi peralatan seperti gesper gepeng yang digunakan di Iyengar yoga. Salah satu gunanya untuk menarik tangan yang kiri ke tangan yang kanan saat kedua tangan berada di belakang bahu kita. EWwhaaat?! 😀 Nah, kalau matras buat apa? Buat kemping!

Selain Iyengar, ada juga jenis yoga lain yang katanya cocok untuk pemula, namanya Hatha Yoga. Saya belum pernah ikut atau lihat ini langsung. Hanya lihat gambar-gambarnya di internet. Saya sempat bingung juga apakah kita sebaiknya ikut kelas yoga yang sama atau malah mencoba jenis kelas yoga berbeda-beda. Menurut Yang Mulia Gugel sih sebaiknya ikut kelas yoga yang sama selama beberapa waktu sampai dapat pencerahannya (halah haha) baru kemudian mencoba jenis kelas berbeda untuk menambah variasi. Maksudnya mungkin kalau masih pemula ya tau diri gitu ya nanti kalau udah jagowan nah boleh deh lo jalan-jalan 😀 😀 😀 . Jadi sebelum daftar kelas yoga baiknya memang nanya yang banyak. Di sini ada poin-poin apa aja yang bisa kita pertimbangkan saat ingin mulai belajar yoga.

Setelah sesi pertama, saya jadi rajin browse untuk baca lebih banyak tentang yoga dan saya menemukan banyak hal. Misalnya, di toko online mana kita bisa beli peralatan yoga berkualitas dan murah. Hehehe…. No, seriously. Dari YM Gugel saya menemukan pencerahan bahwa satu pose yoga harus diulang berkali-kali baru bisa sempurna dan manfaatnya tercapai. Saya terbantu dengan contoh foto pose ‘Wrong’ dan ‘Correct’ dengan begitu saya gak kepedean mikir pose saya udah benar. Contoh pose yoga untuk pemula banyak terdapat di internet, mulai dari website, pinterest, sampai instagram. Yang saya print saya ambil dari sini karena…gampang 😛 . Tentu, apa yang terlihat gampang di poster selalu jauh dari kenyataannya. Reverse prayer pose, misalnya, kelihatannya gampang. Kejadiannya? Saya sampai melolong-lolong saat usaha mengatupkan kedua tangan di belakang punggung. Setelah percobaan kesekian kali, saya baru berhasil dengan tidak sempurna menyatukan kedua tangan. Begitu saya berhasil mengatukan kedua tangan, saya langsung minta foto. Peringatan, foto pose saya itu jauh dari cantik dan/atau sempurna. Setelah lihat foto saya langsung menjerit, “Aaaaaaaakkkksss lemaaaaaak gueeeee!” Ya, gitu deh 😥 .

Ada hal lain yang menurut saya penting saat kita latihan yoga. Saya merasa saat harus melakukan pose-pose yang bertumpu pada kaki, saya lebih bisa mengeksekusinya. Sepertinya olah raga sepeda iseng-iseng saya ada manfaatnya. Sementara itu masalah pose saya biasanya tiap menggunakan tangan, selain karena postur tubuh juga karena saya jarang melatih otot tangan. Jadi, kesimpulan saya, melatih pose yoga akan lebih efektif bila kita juga melatih otot dengan kegiatan olah raga lain: jogging, cycling, berenang, atau sekadar angkat-angkat galon air di rumah.

Buat yang nervous untuk memulai kelas yoga pertamanya seperti saya, ada tips-tips sedikit:

  • Cari tahu apakah sanggar yoganya menyediakan peralatan. Bagi yang enggak ingin berbagi keringat, sebaiknya bawa matras sendiri.
  • Pakai kaos kebesaran ternyata mengganggu gerakan. Iya, saya suka olah raga menggunakan kaos kebesaran biar adem banyak angin hehehe…
  • Jangan makan minum paling tidak sejam sebelum latihan. Ini sih kayaknya sama dengan olah raga lain ya. Tapi, saat latihan, jangan minum juga. Enek. Muntah nanti.
  • Gak perlu jaim-jaim gitu atau malah malu-malu gitu karena nantinya semua akan merasakan nyungslep di matras. Woles ajah. Saya jenis yang malu gitu. Ternyata begitu otot terasa terbakar dan nyungslep di matras atau bikin pose gak bisa balik ke posisi semula, gak kepikiran lah itu jaim dan malunya, sampai kelas bubar dan ketemu teman sekelas di luar.
  • Banyak nanya sama gurunya untuk ngecek pose kita sudah benar atau belum. Jangan terlalu pede pose sudah benar. Keseleo itu sakit, Kak!

Sekian dulu di bagian kedua. Saya sambung lagi mudah-mudahan dengan pengalaman yang lebih menginspirasi. Haha!

Oh ya. Saya sudah ngerti kosakata baru untuk pose: Asana. Mana tepuk tangannyaaaaa?

Leave a Reply