Puasa Ramadan tahun ini sudah memasuki masa sepertiga terakhir. Udah dapat undangan Buka Bersama berapa banyak? 😀
Ada teman saya yang berteori jumlah undangan Bukber berbanding lurus dengan tingkat kepopuleran kita. Kalau teori ini benar, tingkat kepopuleran saya jelas nyungsep…
Sebenarnya saya bukannya enggak pernah diundang Bukber. Diundang Bukber sering, ngikutnya yang hampir enggak pernah. Dengan rumah berjarak antara Bumi dan Pluto, saya bakal sampai rumah tengah malam dan besok sebelum subuh sudah harus jalan lagi ke kantor. Mending kemping di restoran aja kan?
Hal lain yang bikin saya jarang berpartisipasi dalam pengejawantahan Bukber baik di grup teman-teman maupun grup keluarga adalah ini nih…
11 dari 10 undangan Bukber yang saya diundang juga berakhir di ‘Cocokin Jadwal’. Lingkaran saya enggak pernah utuh 😀 .
Tahun ini rekor saya lumayan bagus. Dalam seminggu, sudah 2 Bukber saya ikuti. Dalam sebulan? Ya 2 Bukber yang tadi itu aja. Dengan 2 Bukber ini saya belajar strategi baru dalam ngumpulin orang-orang alias cocokin jadwal. Dua Bukber itu pun hampir berubah menjadi halal bihalal karena KAPANnya enggak ketemu-ketemu. Setelah saya mantengin teman-teman saya ribut hampir setengah bulan hanya untuk menentukan KAPAN, saat-saat terakhir saya bilang gini, “Gue mau ke luar kota bulan depan jadi enggak bisa halal bihalal. Kalau mau Bukber tanggal sekian aja bisanya.”
Simsalabim! Mereka nurut. Akhirnya rekor Bukber saya pun bisa mencapai 2 kali bulan ini! Haha…
Kesimpulannya, harus ada orang yang kasih ultimatum tanggal. Then, order is restored and our group chat can debate about anything else than “KAPAN BUKBEEEEEER?!”