Pada suatu hari di halaman rumah saya tiba-tiba terhirup semerbak wangi yang luar biasa. Wanginya gabungan antara wangi bunga Mawar dan wangi bunga Melati. Bila wangi itu tercium siang bolong saja sudah terasa semriwing berdiri bulu kuduk, bayangkan bila malam gelap, saya buka pagar rumah dan tiba-tiba…ssshhh….”WANGI APA INI?!”
Kami (by kami, I mean saya yang kemudian menyuruh para mbak, Aiko, dan Hikari) kemudian sibuk mengendus-endus. Semua tanaman diendus. Dulu pernah kejadian begini juga. Saya pulang larut sehabis dugem dan harus buka pintu pagar sendiri. Tiba-tiba…WOYSIALAN SIAPA INI YANG PAKE PARFUM WANGI BANGET TENGAH MALAM GINI?! Saya langsung ngibrit ninggalin pintu pagar yang masih terbuka dan gedor-gedor pintu rumah. Papap yang kena kerjaan nutupin pintu pagar sambil masih kucek-kucek mata. Sewaktu saya ngadu tentang wangi bunga numpang lewat yang tadi saya alami, si Papap dengan datar menyahut, “bukannya Melati kamu yang lagi berbunga banyak itu?”
Saya lupa dengan rimbunan pohon Melati yang ditanam melilit pagar….
Balik ke wangi gabungan antara Melati dan Mawar itu, kami yakin wangi itu tidak berasal dari koleksi tanaman saya. Pohon Kemuning saya di halaman belakang terlalu kecil untuk bisa mengantarkan wangi sekuat itu kecuali kalau ada bantuan lain yang mengantarkan wanginya ke depan. Pohon Wijayakusuma saya sedang mogok berbunga dan wanginya pun berbeda. Melati sudah diendus dan wanginya beda. Mawar saya pun terlalu menyedihkan untuk bisa mengeluarkan wangi seindah itu. Misteri wangi itu pun terpecahkan ketika si Mbak Pertama mengendus sebatang pohon langsing milik tetangga yang ditanam persis di sebelah carport saya.
“Ibu, ini yang wangi! Ini kan pohon…pohon…”
Saya ambil bunganya satu. “Kantil.”
“Huaaaaaa!”
Kedua Mbak saya kabur ke dalam.
😆 😆 😆
Setelah berhasil mendapati asal muasal wangi bunga semerbak itu, situasi domestik rumah saya malah runyam.
Kedua asisten rumah tangga kami ternyata percaya banget dengan cerita yang mengatakan Pohon Kantil adalah rumah idamannya Kuntilanak. Semacam resor, kali ya. Akhirnya saya pun bela-belain browse pohon ini dan ternyata ini pohon kewren banget!
Bunga Kantil, Bungong Jeumpa, Cempaka Putih, Michelia Campaqa Alba, Magnolia Alba, White Campaqa, White Sandalwood…
Pohon ini namanya banyak. Beberapa sumber menyebutkan tanaman ini asli berasal dari Indonesia, walaupun sumber lain menyebut lebih luas: Asia Tenggara. Ternyata di Indonesia pohon ini memang terkenal mistis dan digunakan untuk banyak tujuan mulai dari ritual pernikahan (Jawa, untuk sanggul) sampai kematian (untuk menghias peti mati), untuk sajen dan sesembahan, sampai obat tradisional (termasuk bronkitis dan infeksi saluran kencing). Nah, saya aja kesengsem pengin tanam pohon ini karena kegunaannya, apalagi si Kunti kan?
Di Aceh, bunga ini malah dibikinkan lagu Bungong Jeumpa. Bahkan dari lagu Bungong Jeumpa ini saya baru tahu kalau pohon ini ada 3 jenis: yang berbunga merah, kuning, dan putih… 😉
Puteh kuneng meujampu mirah
Bungong ulah si ulah indah lagoina
Puteh kuneng meujampu mirah
Bungong sulah i ulah indah lagoina
Foto-foto bunga Kantil ini saya ambil saat tetangga pemilik pohon sedang liburan akhir tahun. Cuti kelamaan bikin saya bisa stalking kebun orang lain hehehehe…
Melihat saya malah asyik potret-potret bunga Kantil ini, para Mbak mulai ngambek. Mereka berdemo supaya saya tidak ikut-ikutan tanam pohon ini. Malah, mereka sempat membujuk saya untuk bilang ke tetangga supaya menebang pohonnya. Gila kali lu, Ndro 🙂 .
Saya akhirnya menenangkan demo mereka dengan cerita mistis lain.
“Di halaman kita kan ada bunga Wijayakusuma yang sama kuatnya. Kalau si Kantil macam-macam, bisa dihadang si Wijayakusuma! Makanya dirawat yang rajin Wijayakusuma yang besar itu. Biar sering berbunga!”
“Ooooooh…” Mbak Kedua manggut-manggut.
“Oooo…. Emang iya gitu, Bu? Bisa melawan pengaruh Kantil?”
“YA ENGGAK LAH MENURUT KAMU?! BERDOA YA SAMA TUHAN!”
Ish.